Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain
(HR. Ahmad, At-Thabrani, ad-Daruqutni)
Setiap manusia memiliki hak asasi yang sama dalam mengakses pendidikan.
Namun sayangnya sampai saat ini masih saja terjadi kasus diskriminasi.
Diskriminasi bisa menyangkut kemampuan seperti kondisi fisik, kemampuan
akademik, maupun keadaan ekonomi. Salah seorang yang pernah mengalami
diskriminasi yang menyangkut keadaan ekonomi adalah Dra.Betti Risnalenni, MM.
pendiri KB/TK/SD Insan Kamil Bekasi. Bu Betti pernah merasakan pengalaman kurang
menyenangkan. Beliau pernah mendaftarkan anaknya di sekolah mahal namun tidak
diterima karena latar belakang pekerjaannya dianggap tidak akan mampu
menyekolahkan anaknya disana. Gara-gara itulah bu Betti bertekad untuk membangun
sekolah dengan fasilitas yang bagus dengan biaya terjangkau yang bisa dimasuki
siapa saja. Bagi yang kaya bayar normal namun yang kurang mampu bayar
semampunya dan bagi yang yatim gratis. Suatu tekad yang sangat mulia dalam rangka
pemerataan akses pendidikan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Jiwa entrepreuneur bu Betti sudah ada sejak kecil dan makin terasah
dengan kemampuan marketing dalam menjajakan dagangan orang tuanya. Kemampuan
entrepreuneurnya makin meningkat setelah pada tahun 1996 menjadi pengelola
kursus aritmetika sampai berkembang memiliki 24 pusat kursus di Bekasi. Saat
itu Bu Betti dengan pusat kursusnya sering mengadakan lomba aritmetika. Beliau aktif bekerja sama dengan Metropolitan Mall sebagai tempat
mengadakan lomba. Bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Bu Betti yang ingin membangun sekolah namun
belum terwujud karena kendala biaya bertemu dengan salah satu pengelola pusat
kursus aritmetika yang berniat ingin mendirikan sekolah TK. Kemudian Bu Betti mengontrak
sebuah rumah yang dijadikan sekolah TK. Bu Betti membuat buku
materinya juga. Program unggulannya tentu saja aritmetika dan hapalan surat
pendek. Awalnya untuk membantu operasional sekolah Bu Betti menjual buku di
pusat-pusat kursus. Baru pada tahun 2009 sekolah mendapat bantuan BOS
Pengalaman mengelola
sekolah Kelompok Belajar, TK dan SD Insan Kamil menjadi best practice yang mengantarkan
Bu Betti menjadi kepala sekolah berprestasi di kota Bekasi. Salah satu aspek
penilaian yang memiliki nilai tinggi adalah buku. Saat itu Bu Betti sudah
menulis 30 buku aritmetika. Prestasi yang dicapai Bu Betti juga diikuti dengan
prestasi siswanya diantaranya juara olimpiade matematika se-Jawa Barat, Duta
Baca Jabar, Juara Karate Nasional. Prestasi yang luar biasa.
Faktor keberhasilan Bu Betti dalam hidupnya tidak lepas dari doa yang
selalu dipanjatkan. Jika sulit untuk mendapatkan sesuatu berarti itu sinyal dari
Allah yang tidak ridho dengan itu. Apapun yang terjadi dalam hidupnya Bu Betti
selalu menikmati apa yg dilakukannya. Selain berdoa, kita harus berani mencoba dan pantang menyerah. Gunakan
peluang setiap ada kesempatan karena kesempatan belum tentu terulang kembali.
Lakukanlah sesuatu karena kalau kita melakukan sesuatu yang baik maka Allah
juga akan menolong kita. Saat ini Bu Betti sudah pensiun mengelola sekolah
Insan Kamil dan sedang mencoba hal baru yaitu kuliner. Beliau sering ikut
pelatihan yang berkaitan dengan kuliner. Sekarang selain punya sertifikat
pendidik juga telah memiliki sertifikat sertifikasi wirausaha.
Kisah hidup Bu Betti sangat menarik dan inspiratif. Bagaimana Bu Betti bertransformasi dari seorang edupreuneur menjadi seorang
entrepreuneur di bidang kuliner. Prinsipnya selagi masih bisa berkarya dan berkiprah
maka lakukanlah. Kalau itu memang bagus,
hati kecil kita tak mungkin mengingkarinya. Lakukanlah apa yang bisa kita
lakukan. Yang penting kegiatan itu positif dan tidak merugikan orang lain. Maka
jadilah sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Mantap bu Lilis, seperti biasa menulisnya stabil, selalu bagus.
BalasHapusTerima kasih Bu atas atensi dan apresiasinya
HapusKisahnya sangat inspiratif sekali
BalasHapusBetul om... Perjuangan luar biasa demi mewujudkan mimpinya... Sangat inspiratif...
HapusKelihatannya pendek ternyata lebih dari 500 kata, Bu.
BalasHapusSeperti biasa, saya salut.
Hihi... Makasih Bapak sudah menghitung jumlah kata dalam resume ini... Semangat menulis...
HapusNarsum ke-5 luar biasa ..mantap pengalamannya
BalasHapusMonggo brg x berkenan hadir di blog saya
http://nurhidayati2010.com/?p=351
Terima kasih. Saya sudah mampir Bu...
HapusResume yang memikat.
BalasHapusTerima kasih atas apresiasinya Bu...
HapusDiksi dalam penulisan resume. Pas banget.
BalasHapusSukses ya bu Lilis
Terima kasih Bu sudah mengapresiasi... Sukses juga buat Ibu...
Hapushebat-hebat
BalasHapusBetul pak... Kisah Bu Betti sungguh hebat penuh perjuangan dan pengorbanan demi mewujudkan cita2nya yang sungguh mulia
BalasHapusPanjang bingitz....
BalasHapusHehe... Tidak sepanjang resume ibu. Wlpn resume saya lebih pendek semoga tidak mengurangi esensi kontennya. Terima kasih sudah berkunjung
HapusNarsum inspiratif dan resume mengalir dengan baik.
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak...
HapusApa pun materi nya kalau sudah di tulis sama Bu Lilis menjadi keren, kapan kapan ajarin saya
BalasHapusWaah bu Imas bisa saja... Terima kasih ya sudah mampir. Salam literasi
BalasHapus