Selasa, 31 Januari 2023

Perubahan Paradigma Manajemen Sekolah

                                            Sumber : iStock by Getty Images
 

 1. PERUBAHAN

 

Perubahan adalah hasil akhir dari semua proses belajar yang sesungguhnya (all true learning)

- LEO BUS CAGILA –

 

Ada pepatah kuno yang disampaikan Herakleitos, “Panta Rhei kai uden menei” yang berarti semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal diam. Herakleitos mengibaratkan perubahan sebagai sebuah aliran sungai. Pepatah kuno tersebut menandakan bahwa perubahan adalah sesuatu hal yang pasti terjadi dan hal tersebut sudah diketahui oleh manusia sejak zaman dahulu.

Sesuatu yang abadi di dunia ini adalah perubahan itu sendiri. Oleh karena itu, mau tidak mau manusia jika ingin abadi atau langgeng di dunia ini maka perlu menyesuaikan diri dengan perubahan. Perubahan ada yang berlangsung secara evolusioner namun ada pula yang berlangsung secara revolusioner.

 

1.1. Pengertian Perubahan

                 Perubahan asal katanya dari kata “ubah” yang mendapat imbuhan per-an menjadi perubahan.  Arti kata perubahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. Perubahan secara sederhana menurut Jeff Davidson berarti melakukan sesuatu secara berbeda dari sebelumnya. Definsi perubahan menurut Cook et.al (dalam Winardi, 2005 : 39) bahwa perubahan …adalah proses dimana kita berpindah dari kondisi yang berlaku menuju ke kondisi yang diinginkan, yang dilakukan oleh para individu, kelompok serta organisasi dalam hal bereaksi terhadap kekuatan-kekuatan dinamik “internal maupun eksternal”. Definisi yang dikemukakan menimbulkan kesan bahwa kondisi yang berlaku atau yang sedang dihadapi kurang memuaskan sehingga diperlukan adanya perubahan untuk mencapai kondisi yang diharapkan. Untuk mencapai kondisi perubahan tersebut terlihat adanya unsur kesengajaan (rekayasa) baik yang muncul dari kekuatan dinamik internal maupun eksternal yang berasal dari lingkungan.

Sebuah definisi lain dikemukakan oleh David King (dalam Smith, 2014 : 111) bahwa “Change definition is the process of developing clear and complete definitions of how the organization will be changed, the nature of the impact on stakeholders and business areas, and the specific changes that will be seen across the organization in behaviour, outputs and outcomes” (Definisi perubahan adalah proses mengembangkan definisi yang jelas dan lengkap tentang bagaimanaorganisasi akan diubah, sifat dampaknya terhadap pemangku kepentingan dandan perubahan spesifik yang akan terlihat di seluruh organisasi dalam perilaku,output dan hasil).

Stephen P. Robbins mengatakan bahwa perubahan menjadi sangat luas artinya karena dapat diterapkan untuk menunjukkan perubahan pada seluruh aspek organisasi sebagai perubahan individu, kelompok dan totalitas organisasi sebagai jawaban atas faktor internal dan eksternal. Perubahan diartikan sebagai suatu kondisi baru yang berbeda dari kondisi sebelumnya yang terjadi di lingkungan sebuah organisasi.

Berdasarkan berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan adalah proses transformasi dari kondisi awal (the before condition) hingga kondisi setelahnya (the after condition) yang menghasilkan sesuatu yang berbeda.

 

1.2. Kategorisasi Perubahan

                Perubahan sangat dibutuhkan sebagai alat dalam rangka pemecahan permasalahan uang bertujuan untuk memperbaiki kondisi atau keadaan ke arah yang lebih baik. Perubahan dapat terjadi dalam bentuk perubahan yang direncanakan (planned changes) dan perubahan yang tidak direncanakan (unplanned changes). Yang dimaksud perubahan yang tidak direncanakan yaitu perubahan yang muncul di luar kehendak kita. Jadi perubahan yang terjadi tanpa petunjuk atau direncanakan terlebih dahulu tetapi terjadi secara mendadak atau secara acak akibat munculnya ketidakpuasan terhadap situasi. Sedangkan perubahan yang direncanakan yaitu perubahan yang direkayasa khusus oleh para pimpinan baik itu factor internal organisasi maupun akibat dorongan perkembangan lingkungan. Bagaimana cara merekayasa perubahan? Salah satu cara dikembangkan oleh Kurt Lewin seorang ahli psikologi terkenal (dalam Winardi, 2005 : 4-6, 90-92). Lewin berpendapat bahwa setiap upaya perubahan dapat dipandang sebagai sebuah proses yang terdiri dari tiga macam fase, yaitu :

a. Fase pencairan (unfreezing)

          Pada fase ini orang mempersiapkan sebuah situasi untuk perubahan. Ada dua hal yang dilakukan yaitu menciptakan kebutuhan akan perubahan dan meminimalisir pertentangan terhadap perubahan. Pemimpin organisasi perlu mengarahkan proses perubahan dan melaksanakan tindakan-tindakan guna mempersiapkan bawahan/karyawannya agar mengikuti perubahan tersebut. Pimpinan penting untuk menjelaskan perlunya dilakukan perubahan sampai bawahan/karyawannya merasakan kebutuhan akan perubahan. Setelah mereka faham dan merasakan butuh perubahan maka akan meningkatkan kesediaan mereka dalam bekerja sama mensukseskan proses perubahan dimaksud

b. Fase perubahan (changing) atau bergerak (moving)

Fase ini meliputi tindakan membiasakan bawahan/karyawan melepaskan cara-cara lama mereka bekerja dan membentuk hubungan-hubungan yang baru. Fase ini dianggap cukup sulit karena akan muncul perasaan khawatir bila melepaskan cara-cara lama yang sudah terbiasa digunakan dengan baik untuk diganti dengan cara-cara baru berperilaku dengan orang-orang baru dan melaksanakan tugas-tugas mungkin dengan teknologi yang lebih kompleks.

c.   Fase pembekuan kembali (refreezing)

Fase ini mencakup kegiatan memperkuat perubahan-perubahan yang telah dilaksanakan hingga cara-cara berperilaku distabilisasi. Jika perubahan yang berlangsung menguntungkan maka hasil-hasil positif yang dicapai akan bermanfaat sebagai penguatan (reinforcement). Namun jika sebaliknya apabila tidak meguntungkan maka perlu menggunakan penguatan eksternal (Cummings, Worley dalam Winardi, 2005 : 91). Lebih lanjut Winardi menjelaskan adakalanya pada situasi dan kondisi tertentu, mungkin diperlukan suatu pendekatan penguatan yang lebih bersifat memaksakan (more coercive). 

 

1.3. Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan

                Perubahan yang terjadi pada dasarnya dibagi menjadi dua penyebab yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam organisasi sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan seperti kondisi ekonomi, perubahan sosial dan demografik, kompetisi global dan teknologi (Cook, Hunsaker dalam Winardi, 2005: 40-41).

                Faktor internal yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan diantaranya masalah yang menyangkut perilaku dan proses, pertentangan masalah etika, serta politik dan konflik keorganisasian yang bersifat destruktif. Masalah yang menyangkut perilaku (behavioral) seperti keluar masuknya karyawan dengan kecepatan tinggi, masalah absensi, pemogokan, dan sabotase karyawan. Masalah yang menyangkut proses seperti kebekuan komunikasi, proses pengambilan keputusan, dan inovasi. Pada banyak negara masalah etika kerja dan etika sosial banyak mengalami pertentangan juga. 

                Faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya perubahan terkait kondisi ekonomi diantaranya terjadinya resesi atau ekspansi, fluktuasi suku bunga, tingkat tenaga kerja internasional, dan regulasi dan tindakan-tindakan pra peradilan. Terjadinya perubahan-perubahan sosial dan demografik menyangkut persoalan lingkungan, diversitas kulural yang main meningkat, tingkat pendidikan yang meningkat, serta kesenjangan yang makin meningkat antara kelompok orang kaya dengan orang miskin. Fakt or lain yang menjadi penyebab perubahan adalah kompetisi global dengan adanya keberhasilan ekonomi negara-negara di Asia, unifikasi Uni Eropa serta merger dan konsolidasi. Adapun faktor penyebab dari teknologi menyangkut internet dan world wide web, teknologi informasi (Enterprise Resource Management (ERM), Genetic Engineering, komputer dan robot, teknik-teknik manajemen kualitas statistical, dan process reengineering.     

 

1.4. Pertentangan terhadap Perubahan

                Menurut pandangan Stephen P. Robbins (1991 : 632-644) pertentangan terhadap perubahan bisa berasal dari individu maupun keorganisasian. Pertentangan secara individual bersumber dari karakteristik dasar manusia seperti : persepsi-kepribadian dan kebutuhan. Terdapat lima macam alasan mengapa individu menentang perubahan yaitu kebiasaan, kepastian, pemrosesan informasi secara selektif, perasaan takut terhadap hal-hal yang tidak diketahui dan faktor-faktor ekonomi.

Sedangkan pertentangan secara keorganisasian karena sifat organisasi pada umumnya memiliki sifat konservatif yang secara aktif menentang perubahan. Berkaitan dengan tentangan organisasi ini ada enam macam sumber penyebabnya yaitu : inertia structural, fokus perubahan yang terbatas, inertia kelompok, ancaman bagi para ahli, ancaman terhadap alokasi sumber-sumber daya yang berlaku dan ancaman terhadap hubungan-hubungan kekuasaan yang  sudah mapan.

 

1.5. Cara Mengatasi Pertentangan terhadap Perubahan

                Perubahan seharusnya tidak boleh dilihat sebagai musuh yang harus ditakuti. Namun perubahan harus dipandang sebagai kekuatan untuk meningkatkan kepuasan dan menjadi bagian dalam kehidupab sehari-hari.  Ada tiga elemen penting untuk menyikapi perubahan sebagaimana dikemukakan oleh Scott (dalam Mukhtar dan Widodo Suparto, 2003 : 101-102) yaitu : (1) Elemen rasional dengan mengenal kebutuhan untuk perubahan. Dalam hal ini sangat penting untuk memahami isu-isu yang berkembang dan dampaknya; (2) Elemen afektif dengan penerimaan atas kebutuhan untuk berubah. Pada tahap ini sangat penting untuk melibatkan semua pihak yang tertarik pada seluruh tahapan dalam proses perencanaan. Keterlibatan semacam itu termasuk pula partisipasi dalam pengambilan keputusan; (3) Elemen pencapaian yang merupakan elemen terpenting untuk memastikan perubahan adalah keyakinan bahwa perubahan itu mungkin dan seseorang dapat memainkan peranan yang amat penting untuk melakukan hal itu.   

1 komentar:

  1. Terima kasih sudah mampir Om Jay... Sesuatu yang abadi di dunia ini adalah perubahan. Jadi mari kita untuk selalu melakukan perubahan positif...

    BalasHapus

Aussie... Aku datang...

Berkah tak terduga Jum’at pagi tanggal 18 Januari 2019 aku pergi ke sekolah seperti biasanya. Sekolahku berada di pinggiran kota Majalengk...